"Iran Siap Dialog dengan AS Meski di Dasar Neraka"

Jumat, 09 November 2012


MENURUT para pejabat, Barack Obama merupakan sosok yang tidak jauh berbeda dengan rivalnya Mitt Romney, hubungan Amerika Serikat dan Iran pun tetap sulit untuk dipulihkan. Namun, para pejabat Negeri Persia tersebut mengatakan, dialog dengan AS akan terus dilakukan.
"Dialog dengan AS bukanlah hal tabu dan terlarang. Bila hal itu menguntungkan kami, kami siap berdialog dengan AS meski dialog itu dilakukan di dasar neraka," ujar Ketua Dewan HAM Iran Mohammad Javad Larijani, seperti dikutip IRNA, Kamis (7/11).

Sementara itu, kalangan analis mengatakan, Presiden Obama yang kini telah bebas dari tekanan kampanye panjang pemilihan dapat dipastikan akan melakukan tekanan lagi terhadap Iran melalui diplomasi untuk mematahkan program nuklirnya.

Dilaporkan pula, Ketua Parlemen Iran Ali Larijani mengingatkan kembali bahwa hubungan Iran dan AS tidak akan pernah kembali normal. Empat tahun yang lalu, Obama pun sempat berjanji untuk terus bekerja sama dengan Iran, namun kenyataannya, Obama justru aktif menerapkan sanksi ekonomi ke Iran.

"Amerika harus sadar, mereka tidak bisa memaksa negara kami untuk kembali ke meja perundingan. Empat tahun lalu, Obama mengumumkan akan adanya kerja sama yang lebih luas dengan Iran," ujar Ali Larijani. "Namun dia (Obama) justru menerapkan mekanisme lain dan memberlakukan sanksi yang sangat berat. Warga Iran takkan pernah melupakan kejahatan ini," tegasnya.

Usai hasil Pilpres AS 2012 diumumkan, kantor berita Fars di Iran langsung memberitakannya. Media yang berafiliasi dengan pasukan Garda Revolusi Iran itu memuat headline berjudul "Gajah Republik sudah dihancurkan oleh Keledai Demokrat."

Sementara itu stasiun televisi Iran, Press TV, juga melakukan hal yang sama. Mereka menyiarkan berita headline bertajuk, "Penyimpangan Pemilu yang dilaporkan oleh warga Amerika Serikat."

Sejumlah fraksi pro-Obama di Iran menolak berkomentar atau menyuarakan sambutan mereka terhadap kemenangannya. Namun beberapa di antara mereka mengatakan pada surat kabar Etemaad (media pro-AS) bahwa Obama akan membuahkan masa depan yang baik bagi Negeri Persia.

Dibidik

Namun para pengamat politik mengatakan, Iran akan dibidik lagi oleh Obama terkait program nuklirnya, mengingat kini dia sudah bebas dari berbagai tekanan kampanye pemilihan.

Tapi walau sanksi berat telah diterapkan pada Iran dan Obama memiliki waktu lebih lama, memecahkan kebuntuan sedekade dan membungkam "genderang perang" Israel masih tetap jadi perhatian besar.

Putaran baru pembicaraan antara Iran dan enam negara besar dunia, yang pertama sejak Juni lalu, diperkirakan digelar pada akhir tahun ini, atau selambat-lambatnya awal 2013, ujar analis. Suatu pertemuan bilateral langka antara AS dan Iran bahkan mungkin bisa terjadi.

"Ini cukup jelas bahwa AS dan sekutu-sekutunya dari Eropa bersiap untuk mencoba lagi lewat cara diplomatik," ungkap Mark Fitzpatrick, pakar nuklir di International Institute for Strategic Studies (IISS) di London, kepada AFP.

"Namun pertanyaannya adalah, apa yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut? Iran tidak akan mau membuat konsesi kecuali jika mereka mendapat semacam pengenduran sanksi."

Tawaran terakhir dari P5+1 -- AS, China, Rusia, Inggris, Prancis dan Jerman -- disampaikan kepada Iran dalam Mei lalu oleh ketua perunding kelompok itu Catherine Ashton, dalam pembicaraan level tinggi di Baghdad.

Paket "Stop, Shut and Ship" ini mendesak Iran menghentikan pengayaan uranium untuk kemurniaan 20 persen -- secara teknis bicara kurang dari 90 persen yang diperlukan untuk membuat sebuah senjata nuklir. 

Paket itu juga mendesak Iran menutup fasilitas pengayaan Fardo miliknya, dan agar mengekspor timbunan 20 persen uraniumnya yang ada.

Iran, yang bersikukuh program nuklirnya bertujuan damai, menolak usul-usual itu karena kelompok tersebut tidak menawarkan pengenduran secara memadai dari sanksi-sanksi yang kini telah menyebabkan berbagai problema terhadap perekonomiannya, seraya tetap bersikeras bahwa pihaknya memiliki hak untuk memperkaya uranium. 



Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar