China Teliti Populasi Lumba-lumba Yangtze Terancam Punah

Jumat, 16 November 2012


PARA ilmuwan China mulai melakukan survei atas populasi ikan lumba-lumba yang makin sedikit di sungai terpanjang di negara tersebut, Minggu. Penelitian itu dilakukan pada saat hewan tersebut kini berada di ambang kepunahan akibat berbagai ancaman manusia.
Periset-periset akan melakukan pelacakan terhadap lumba-lumba tak bersirip itu selama sebulan dalam survei mereka terhadap ikan itu -- dikenal sebagai "babi sungai" dalam bahasa Mandarin -- di Sungai Yangtze yang panjangnya mencapai lebih 6.000 kilometer.

Penelitian tadi akan merupakan survei paling komprehensif atas species itu di China, sejak 2006, ketika ekspedisi serupa menemukan hanya 1.800 ekor. Jumlah lumba-lumba itu menurut pihak penyelenggara survei boleh jadi jauh lebih rendah.

"Kami memperkirakan hanya 1.000 ekor dari mereka yang tersisa. Tapi kami harus memastikan jumlahnya dalam survei ini," papar Wang Ding, profesor riset di Institute of Hydrobiology di bawah Akademi Sains China.

"Masyarakat sudah mulai menganggap lumba-lumba tak bersirip itu sebagai suatu lambang Sungai Yangtze yang juga mengindikasikan status sungai itu sekarang ini," urai Wang, yang memimpin ekspedisi tadi kepada AFP.

Ekspedisi sebelumnya pada tahun 2006 menyatakan lumba-lumba air tawar species lain yang bernama "Baiji" telah punah.

Lumba-lumba tak bersirip itu yang hanya memiliki sirip punggung kecil bukan sirip samping, terancam oleh gangguan manusia dan memburuknya keadaan lingkungan, ujar organisasi konservasi global WWF, yang mendukung ekspedisi tersebut.

Tindakan

Banyak dari hewan itu mati akibat hantaman boat dan tersangkut peralatan nelayan serta memburuknya keadaan sungai-sungai -- dan sumber makanan lumba-lumba -- disebabkan polusi dan parahnya musim kemarau yang dipersalahkan pada perubahan iklim.

"Jika kita ingin menyelamatkan lumba-lumba tanpa sirip Yangtze...kita mesti mengambil tindakan secepatnya untuk menjaga Sungai Yangtze dan danau-danaunya tetap sehat," ujar Lei Gang, direktur program air tawar WWF untuk China dalam sebuah pernyataan.

"Ini berarti ketentuan hukum dan penegakan hukum yang lebih baik -- kita harus menghentikan berba-bagai praktek penangkapan ikan yang merusak, pengerukan pasir harus dikendalikan dengan lebih baik lagi dan tempat-tempat konservasi baru dibuat."

WWF telah menegaskan lumba-lumba itu bisa saja punah dalam 15 tahun lagi jika tidak ada tindakan dilakukan.

Sungai-sungai di China telah terkontaminasi kian parah akibat pembuangan limbah beracun dari berbagai pabrik dan lokasi pertanian -- polusi dipersalahkan pada pertembuhan pesat ekonomi dan lemahnya penegakan hukum perlindugan lingkungan dalam lebih tiga dekade terakhir.

Para aktivis lingkungan juga menyalahkan proyek bendungan raksasa Three Gorge Dam dan berbagai proyek pembangkit tenaga listrik lain di Yangtze atas terganggunya keseimbangan ekologis yang pelik dan mencelakai kehidupan air di sungai tersebut.

Ekspedisi dukungan pemerintah itu mulai berlayar Minggu dari kota Wuhan, China Tengah, dengan menaiki dua boat dilengkapi sonar dan peralatan survei akustik, ujar penyelenggara. Mereka akan melakukan perjalanan arah hulu sungai ke Yichang, sungai yang mengalir ke Three Gorges Dam, sebelum kembali ke hilir menuju pusat perdangan China di Shanghai pada muara Yangtze.




Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar