Israel Langgar Gencatan Senjata, Tembak Mati Warga Gaza

Selasa, 27 November 2012


PASUKAN Israel terkesan selalu "haus darah". Mereka menembak mati seorang warga Palestina di perbatasan Gaza. Serangan pasukan Yahudi itu juga melukai 15 orang lainnya. Peristiwa itu terjadi setelah kedua pihak menyetujui gencatan senjata yang dipandang kelompok Jihad Islam bukan akhir dari konflik.
Konfrontasi selama sepekan antara Israel dan para militan Gaza merenggut nyawa 166 warga Palestina dan enam orang Israel yang termasuk dua tentara.

Jurubicara gerakan Hamas menuduh Negeri Yahudi itu melanggar gencatan senjata, Hamas pun siap melaporkan hal ini ke Mesir. Pria yang ditembak mati Israel itu bernama Anwar Qdeih. Kepala Qdeih ditembak setelah korban itu mendekati pagar perbatasan Israel dan Gaza. "Anwar Qdeih ingin mengambil bendera Hamas di pagar perbatasan itu. Pasukan Israel melepaskan tembakan peringatan ke udara sebanyak tiga kali. Dan Anwar berteriak, ‘Ahmed al-Jaabari di belakang Anda!’ dan mereka pun menembak kepala Anwar," ungkap anggota keluarga Qdeih, Omar Qdeih, seperti dikutip Reuters pada Sabtu (24/11).

Sampai saat ini, belum ada komentar yang muncul dari pihak Israel mengenai penembakan warga Palestina di perbatasan Gaza. Pelanggaran gencatan senjata juga akan menimbulkan masalah buruk. Kelompok Hamas tentunya tidak mentolerir pelanggaran itu.

Menurut survei dari surat kabar Maariv di Israel, 31 persen warga Israel mendukung gencatan senjata, namun 49 persen lainnya menolak. 41 warga Gaza menolak bila militer Israel menduduki Jalur Gaza, dan 29 persen lainnya mendukung. 

Sejauh ini, gencatan senjata yang disepakati Hamas dan Israel selalu dianggap rentan. Hal itu disebabkan karena kedua pihak tersebut tidak mempercayai satu sama lain. Hamas jelas memandang Israel sebagai penjajah dan perlawanan warga Palestina dianggap bak perjuangan untuk meraih kemerdekaan.

Belum Berakhir

Fraksi Jihad Islam sebelumnya pun sepakat bahwa pertempuran melawan Israel masih belum berakhir. Jihad Islam pun berniat untuk kembali menyerang Israel bila ada pengkhianatan dari gencatan senjata. Jihad Islam Palestina menilai gencatan senjata itu tidak dapat didefinisikan sebagai akhir dari konflik. Peperangan dengan Israel pun masih akan berlanjut.

"Pertempuran dengan musuh (Israel), belum berakhir. Pilihan kami adalah berperang dan mendapatkan senjata untuk melindungi warga kami," papar salah seorang anggota Brigade Al-Quds, seperti dikutip Xinhua, Jumat (23/11).

Usai gencatan senjata itu berlangsung, pemimpin Jihad Islam Ramadan Shallah juga langsung mengeluarkan pernyataan. Dia menegaskan, fraksinya siap mengangkat senjata bila pihak Yahudi mengkhianati proses gencatan senjata.

"Apa yang saat ini terjadi adalah kegagalan yang biasa dialami Israel. Kami akan terus melakukan apapun guna mempertahankan diri," ucap Shallah.

Meski banyak pihak yang menyambut gencatan senjata itu sebagai bentuk dari kemenangan, gencatan senjata tersebut dinilai sangat rentan karena kedua belah pihak masih mengalami perseteruan. Mesir pun tetap bertanggung jawab agar mencegah munculnya perseteruan pasca gencatan senjata.

Konflik yang marak selama sepekan itu menyebabkan 166 orang Palestina tewas. Tingginya korban jiwa di antara banyak warga sipil Palestina itu dikarenakan serangan-serangan brutal Israel dari udara dan laut. Sedangkan di pihak Israel yang tewas hanya enam orang, termasuk dua tentara Yahudi.

Menurut kementerian kesehatan Hamas, angka terbaru yang sudah dikonfirmasikan menunjukkan 166 orang -- orang sipil dan militan. 

Sebanyak 1.235 lainnya menderita cedera akibat keganasan pasukan Israel. Di Israel, tembakan roket dari Gaza menewaskan enam orang -- empat warga sipil dan dua tentara -- dan 240 lainnya cedera, ungkap pihak milter. Angka-angka korban jiwa tersebut tercatat paling tinggi dari konflik antara kedua pihak sejak Operation Cast Lead yang digelar pihaki Israel selama 22 hari menjelang Tahun Baru 2009. Konflik tersebut menewaskan 1.400 orang Palestina -- separuh dari mereka orang sipil -- dan 13 orang Israel, termasuk 10 tentara. 



Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar