Israel-Hamas Siap Perang Besar Besaran

Jumat, 16 November 2012


Tel Aviv, (Analisa). Tiga warga Israel tewas akibat serangan roket gerilyawan Palestina, Kamis (15/11) dan Israel bertekad untuk membalasnya dengan serangan-besar besaran
Tiga orang warga Yahudi itu tewas ketika roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza menghantam kota Israel selatan Kiryat Malahi

"Kami mendapati tiga orang tewas," kata juru bicara kepolisian setempat, Luba Samri, dan menambahkan empat orang lainnya juga terluka

Roket Hamas itu langsung menghanatam rumah di kota yang terletak 15 kilometer (sembilan mil) utara Jalur Gaza.

Serangan roket terjadi setelah operasi besar-besar militer Israel terhadap gerilyawan Gaza. Serangan udara Israel di Jalur Gaza ini telah menewaskan 11 warga Palestina, termasuk Ahmed Jaabari, komandan operasional sayap bersenjata Hamas dan yang terluka setidaknya 100, kata pejabat medis Palestina.

Tewasnya tiga warga Israel ini telah memicu seruan pejabat Israel untuk menggelar operasi lebih besar ke wilayah Gaza.

Sementara itu, diplomat telah meminta dunia internasional untuk mendesak Israel menghentikan aksinya untuk mencegah konflik meluas. 

Pejabat senior Liga Arab yang menangani urusan Palestina, Mohammed Sobeih, mendesak para menteri Arab untuk membuat keputusan kuat dari pertemuan mereka mendatang itu.

"Kami (warga Palestina) mendesak negara-negara Arab untuk bersikap jelas dan kuat yang akan menekan dunia untuk memaksa Israel menghentikan serangan-serangannya," kata Sobeih.

Otoritas Palestina mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil sikap atas serangan Israel di Jalur Gaza itu, yang disebutnya merupakan "tindakan kriminal ilegal".

Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Presiden Mesir Mohamed Moursi keduanya menyerukan pertemuan darurat Arab guna membahas serangan Israel.

Moursi yang berulang kali telah berjanji untuk menghormati perjanjian perdamaian 1979 dengan Israel, mengutuk serangan Israel itu sebagai ancaman terhadap keamanan regional dan menarik duta besarnya dari Israel. 

Dia juga memanggil utusan Israel untuk Kairo guna menyampaikan protes dan menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.

Israel menduduki wilayah Palestina sejak perang 1967 dan membangun banyak perumahan Yahudi di wilayah-wilayah itu, yang menyebabkan kemacetan proses perundingan perdamaian dengan Palestina.

Palestina bersedia melanjutkan perundingan perdamaian jika Israel menghentikan pembangunan permukiman di wilayah mereka yang diduduki.


Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar