BI: Tekanan terhadap Rupiah Akan Turun

Jumat, 09 November 2012


Jakarta, (Analisa). Bank Indonesia memperkirakan tekanan terhadap nilai tukar rupiah akan turun sejalan dengan turunnya defisit transaksi berjalan dan neraca pembayaran yang tercatat surplus.
"Aliran masuk modal asing, baik FDI maupun investasi portofolio juga terus meningkat ditopang oleh imbal hasil yang masih menarik," sebut Kepala Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dody Budi Waluyo dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (9/11).

BI juga menilai kondisi fundamental dan prospek perekonomian Indonesia saat ini dan ke depan juga cukup baik.

Defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2012 tercatat turun menjadi 2,4 persen dari produk domestik bruto (PDB), lebih rendah dari triwulan II 2012 sebesar 3,5 persen dari PDB.

Perbaikan defisit transaksi berjalan ini disebabkan oleh membaiknya kinerja neraca transaksi perdagangan yang didorong oleh penurunan impor yang cukup tajam, khususnya barang-barang konsumsi, sementara beberapa komoditas ekspor non-migas seperti minyak sawit mentah (CPO) mulai tumbuh positif.

BI menilai perkembangan nilai tukar rupiah pada Oktober 2012 bergerak sesuai kondisi pasar dengan intensitas depresiasi yang menurun. Hal itu sejalan dengan kebijakan yang ditempuh BI untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan tingkat fundamentalnya.

Rupiah secara point-to-point melemah sebesar 0,36 persen bulan ke bulan (mtm) ke level Rp9.605 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 0,41 persen (mtm) menjadi Rp9.593 per dolar AS.

BI juga menilai laju inflasi tetap terkendali dan diperkirakan pada akhir tahun akan berada di sekitar titik tengah kisaran sasaran inflasi 2012 sebesar 4,5 plus-minus satu persen. Inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Oktober 2012 tercatat 0,16 persen (mtm) sehingga secara tahunan sebesar 4,61 persen (yoy).

Inflasi inti masih terkendali, meskipun sedikit meningkat menjadi 4,59 pesen (yoy), terutama didorong oleh kenaikan sewa dan kontrak rumah.

Secara fundamental, terkendalinya inflasi inti dipengaruhi oleh turunnya "imported inflation" sejalan dengan penurunan harga komoditas pangan dan energi global, relatif terjaganya stabilitas rupiah, stabilnya ekspektasi inflasi, serta respons sisi penawaran yang memadai.

Sementara itu, perkembangan harga bahan pangan (volatile food) mencatat deflasi didorong oleh koreksi harga komoditas pangan seiring dengan meningkatnya pasokan.

Di sisi lain, inflasi "administered prices" juga terjaga pada level yang rendah seiring dengan tidak adanya kebijakan Pemerintah di bidang harga barang dan jasa yang bersifat strategis.

Di Kisaran Rp. 9.600/$AS

Bank Indonesia (BI) mengaku akan menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran 9.600. Mengingat angka ini dianggap sudah sesuai dengan fundamental pada neraca pembayaran yang sudah mulai membaik di Triwulan III-2012.

Gubernur BI, Darmin Nasution mengatakan, pihaknya akan menjaga nilai tukar rupiah pada kisaran Rp9.600 per dolar AS. "Ya kita jaga di sekitar sekarang inilah," katanya.

Menurut dia, fluktuasi nilai tukar rupiah pada beberapa waktu belakangan ini sudah sejalan dengan menurunnya defisit transaksi berjalan dan neraca pembayaran yang kembali mencatat surplus. "Menurut kami (nilai tukar rupiah) yang sekarang ini sudah sesuai dengan fundamentalnya," imbuh Darmin.

Sebagaimana diketahui, Transaksi Modal dan Finansial (TMF) mencatat peningkatan surplus yang didorong investasi langsung asing (FDI), sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Triwulan III-2012 kembali mencatat surplus. Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Oktober 2012 meningkat mencapai USD110,3 miliar atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Lebih lanjut Darmin menjelaskan, fundamental itulah yang membuat nilai tukar rupiah berubah-ubah. "Sebetulnya kalau dihitung dari hari ke hari, tekanan pelemahannya semakin kecil, bukan semakin besar. Hal itu kami pantau setiap hari, bahkan setiap jam kami ikuti," katanya.




Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar