Puting Beliung Ancam Sumut Oktober-November 2012

Jumat, 19 Oktober 2012


Medan (Analisa). Angin kencang dan puting beliung serta hujan deras disertai petir mengancam wilayah Sumut pada Oktober-November 2012 ini.
"Memang ancaman itu mulai September lalu, tapi puncaknya pada Oktober ini, lalu di akhir November mendatang. Adapun daerah Sumut yang menjadi ancaman angin kencang dan puting beliung disertai hujan deras serta petir pada Oktober dan November ini yakni daerah wilayah Pantai Timur Sumut. Sedangkan wilayah Sumut Bagian Barat yang harus diwaspadai masyarakatnya adalah bencana longsor," jelas Dr Didi Satiadi Peneliti Atmosfir Pusat Sains dan Teknologi Atmosfir LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) dan Kepala Bidang Teknologi Atmosfir LAPAN Ir Halimurrahman MT kepada wartawan, Kamis (18/10) di sela-sela Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Atmosfir LAPAN untuk wilayah Sumut yang diselenggarakan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provsu bekerjasama dengan PSTA LAPAN di Hotel Danau Toba Internasional Medan.

Menurut Didi, terjadinya puting beliung disertai hujan deras dan petir di sejumlah wilayah Sumut dikarenakan pemanasan kota kian tinggi. "Jadi saat ini sudah banyak terjadi pemanasan Kota di Sumut, khususnya Medan sekitarnya. Itu disebabkan maraknya pembangunan rumah kaca. Efek pembangunan rumah kaca yang tinggi di perkotaan itu membuat terjadi perubahan CO2 sehingga memicu munculnya cuaca ekstrim," paparnya.

Secara umum perubahan cuaca di dunia, lanjutnya, disebabkan tingginya pembangunan rumah kaca di kota-kota di dunia, serta maraknya perambahan dan pembakaran hutan. "Jika ini terus dibiarkan maka cuaca ekstrem secara global akan bisa membahayakan Bumi. Jadi ini bukan kerja satu orang, satu negara saja seperti Indonesia, tapi semua masyarakat dunia, terutama pemimpin dunia harus melakukan gerakan untuk menyelamatkan Bumi kita," imbaunya seraya berharap kepada masyarakat Sumut, khususnya pemerintah daerah di Sumut agar dapat mengurangi pembangunan rumah kaca, perambahan maupun pembakaran hutan ke depannya.

Sementara Kepala Badan Lingkungan Hidup Provsu Dr Ir Hj Hidayati MSi menyampaikan kerjasama sama antara Badan Lingkungan Hidup Provsu dan LAPAN dapat berlanjut terus, khususnya dalam penelitian CO2. "Karena peralatan Badan Lingkungan Hidup Provsu untuk mengukur CO2 di Sumut sudah tidak mendukung lagi, kami hanya menggunakan peralatan yang ada saat ini," katanya.

Dia juga mengatakan, cuaca ekstrem di Sumut, khususnya di kota Medan akhir-akhir ini sering terjadi. Untuk memantau cuaca itu dibutuhkan peralatan khusus dengan teknologi yang canggih, terutama untuk mengetahui perkembangan atmosfir atau CO2. "Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan Badan Lingkungan Hidup Provsu untuk mengatasi cuaca ekstrem di Sumut, antara lain melakukan penanaman pohon bekerjasama dengan pemerintah kabupatan/kota serta instansi terkait lainnya," paparnya.

Kemudian, lanjutnya, menjalankan UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Karena itu bukan tugas pemerintah pusat saja tapi juga provinsi dan kabupaten/kota. Karena UU itu juga memberikan amanat kepada lembaga pemerintah bidang lingkungan hidup agar menguatkan upaya konservasi, rehabilitasi, pengendalian kerusakan ekosistem, dan pencadangan sumber daya alam.

Longsor

Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandar Udara (Bandara) Polonia Medan juga memprediksi, potensi banjir, longsor serta angin kencang diperkirakan masih terjadi hingga akhir Oktober 2012.

"Secara keseluruhan hingga saat ini curah hujan di Kota Medan masih sangat tinggi, meskipun pada dua hari belakangan ini angin dan hujan di Kota Medan tidak begitu parah dibandingkan awal Oktober lalu," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Bandara Polonia Medan, Mega Sirait kepada Analisa, Kamis (18/10).

Mega mengatakan, dalam dua hari ini hujan terjadi di pagi hari dikarenakan adanya gangguan cuaca dari pantai Barat Sumatera Utara (Sumut) yang mengakibatkan uap air dari selat Malaka sampai hingga ke daratan.

"Jadi kami prediksikan mulai dua hari mendatang hujan kembali terjadi dengan intensitas yang tinggi pada sore hingga malam hari. Tak hanya itu, kilat dan angin kencang juga masih diprediksi terjadi," ujarnya.

Untuk itu pihaknya tetap mengimbau masyarakat di daerah Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai Asahan, Simalungun dan Tapanuli Tengah (Tapteng) tetap mewaspadai terjadinya angin kencang dan banjir. Begitu juga dengan daerah Langkat, Dairi,dan Karo untuk mewaspadai terjadinya longsor.

Untuk lalu lintas penerbangan, hingga sejauh ini Mega mengatakan bahwa cuaca masih normal sehingga belum menghambat maskapai melakukan penerbangan. Kecepatan angin juga masih dalam 20 knot per jam atau dengan kecepatan 40 km/jam. 



Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar