Keteguhan Iman Orang Percaya

Kamis, 25 Oktober 2012


Oleh: Jekson Pardomuan. "Keputusan dari Allah ada di bibir raja, kalau ia mengadili mulutnya tidak berbuat salah." (Amsal 16 : 10).
Setiap manusia memiliki permasalahan dan pergumulan masing-masing. Ada yang tahan dan ada juga yang tidak tahan, ada yang berserah kepada Tuhan akan tetapi ada juga yang mengambil jalan pintas. Semua ini tergantung pada diri kita masing-masing, apakah kita benar-benar menyerahkan seluruh permasalahan yang kita hadapi kepada Tuhan.

Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus memberi petunjuk kepada setiap orang percaya untuk menghadapi pergumulan pribadi. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. (Galatia 5:17-18).

Ketika kita benar-benar percaya dan lahir baru serta memperoleh kehidupan baru dari Roh Kudus, apakah kita langsung suci dan siap dalam segala hal - Dalam situasi seperti ini pun tidak berarti kehidupan lama sudah disingkirkan. Kehidupan lama tetap berada pada tempatnya, berdampingan dengan kehidupan baru, berseberangan dengan keinginan suci Allah pada kita.

Kehidupan lama senantiasa menggoda kita untuk meninggalkan dan menyangkal kemuliaan Tuhan. Tetapi manusia baru, yang diterima dari atas, "diciptakan menurut Allah dalam kebenaran." Karena itulah pergumulan terjadi. Tak ada keteguhan iman seperti yang dimiliki Rasul Paulus ketika mengalami pertentangan antara kehidupan lama dan baru. Ia melukiskan pergumulan pribadinya dalam surat Roma:

Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.

Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? (Roma 7:18-24).

Tidak hanya pergumulan di dalam yang dialami orang yang telah dilahirkan kembali, tetapi ia juga akan dihadapkan pada musuh-musuh di luar. Karena kita adalah pengikut Kristus, kita akan mengalami pertentangan dan perlawanan dari setan dan dunia ini. Orang-orang yang tidak mengenal anugerah Tuhan dan renggang hubungannya dengan Allah akan tersinggung dan membenci kita.

Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Di dunia ini kamu akan mengalami penderitaan." Dan Paulus berkata kepada Timotius, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya" (2Timotius 3:12).

Tentu saja Paulus paham apa yang ia bicarakan! Karena imannya dalam Kristus dan pengabdian pada kehendak-Nya, ia menjadi sasaran kebencian yang sangat dan aniaya yang kejam. Namun ia tetap tinggal di dalam Tuhan. Ia bersandar pada Bapa dalam setiap keadaan. Dan dengan penuh sukacita ia dapat berkata, "kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita" (Roma 8:37).

Bagaimana dengan kita - Apakah kita bisa menjalani hidup dengan penuh kesabaran dan sukacita - Apakah kita memiliki keteguhan hati dan keteguhan iman yang dapat menguatkan kita dalam menghadapi segala perkara - Bagaimana pula ketika sebuah persoalan datang dalam kehidupan Anda - Apakah Anda akan mengambil keputusan berdasarkan kata hati atau menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan ?

Pilihlah Roh atas kedagingan, terang atas kegelapan, jalan yang tinggi daripada yang rendah. Pusatkan perhatian Anda pada teladan yang diberikan Kristus dan kemegahan surga yang menantikan Anda, buatlah keputusan yang tepat. Dengan demikian ketika kehidupan Anda hampir berakhir, Anda dapat berkata seperti Rasul Paulus:

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya (2Timotius 4:7-8).

Kehidupan Kristen bukanlah beban, melainkan berkat. Memang akan ada rintangan, godaan, kekecewaan, dan konflik. Namun berkat dan penyertaan yang murah hati dari Allah akan mencukupi semua kebutuhan kita. Orang yang dilahirkan oleh Roh, dan berjalan di dalam Roh telah menemukan satu-satunya jalan menuju kebahagiaan.

Walaupun sejujurnya, ketika kita diperhadapkan dengan berbagai macam permasalahan, kita akan merasa putus asa dan sering salah dalam mengambil keputusan. Kiranya dengan keteguhan iman yang telah dimateraikan oleh Tuhan di dalam kehidupan kita masing-masing, permasalahan apa pun yang kita hadapi pasti akan ada jalan keluarnya. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati dan jiwa kita. Rendahkanlah hatimu seperti tertulis dalam Lukas 18 : 14 " Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."Amin.



Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar