Kasih Karunia dari Tuhan

Kamis, 25 Oktober 2012


 "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." (Yohanes 1 : 14)
Kasih karunia Tuhan yang kita rasakan diberikan secara cuma-cuma tanpa ada embel-embel lain di baliknya. Kasih karunia yang dari Tuhan datang tak terduga dalam kehidupan kita sehari-hari. Kasih karunia artinya sesuatu yang diberikan dengan cuma-Cuma, tanpa harga atau kewajiban. 

Contoh kecil yang kita rasakan adalah apabila teman dekat menawarkan sebuah hadiah dengan cuma-cuma, lalu kita memberikan sejumlah uang sebagai balas jasanya. Apakah pemberian seperti ini masih dinamakan kasih karunia - Tentu tidak ! Karena, sewaktu dia menerima uang pemberian kita, ada kemungkinan dia merasa terhina atau di dalam hatinya berkata lebih baik hadiah yang diberikan ditarik kembali. Seseorang yang memberi hadiah dengan tulus pasti tidak pernah mengharapkan balasan apa-apa.

Berkat yang kita peroleh sebagai upah dari jerih payah kita bukanlah kasih karunia. Upah, gaji, honor, balas jasa, imbalan atau apa pun itu namanya, semua itu bukan hal yang asing di telinga kita. Ketika kita bekerja tentu kita mengharapkan sebuah imbalan. Sebuah konsep "take and give" dalam arti seluas-luasnya merupakan sebuah proses mata rantai yang lumrah dalam hidup, baik dalam lingkungan keluarga, pertemanan, dunia usaha dan sebagainya. 

Kecenderungan manusia adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan imbalan, mendapatkan sebentuk balas jasa. Sejak jaman sebelum uang dipakai sebagai sebuah alat tukar, orang sudah menerapkan hal ini melalui barter atau pertukaran. Seekor kambing ditukar dengan alat pertanian misalnya. Hal tersebut hingga saat ini pun masih berlangsung. Ada orang yang masih menggadaikan benda kesayangannya sebagai alat tukar untuk mendapatkan sesuatu. 

Ketika kita melakukan sebuah pekerjaan dan menerima upah, itu merupakan sebuah hak yang kita peroleh berdasarkan kerja keras kita. "Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya." (Roma 4:4). Ketika anda merasa berhutang budi pada seseorang dan memberi hadiah pada suatu ketika, itu adalah sebuah imbalan balas jasa yang timbul dari rasa berhutang budi. 

Apa yang kita peroleh sebagai upah atau imbalan dari hasil kerja keras kita bukanlah kasih karunia adalah sesuatu yang diberikan dengan cuma-cuma. Tuhan menawarkan keselamatan untuk memperoleh hidup yang kekal melalui sebuah pemberian kasih karunia kepada manusia yang sebenarnya tidak layak mendapatkan itu. Apakah Tuhan memberikan kasih karunia karena Dia berhutang sesuatu kepada kita manusia? Tidak. Tuhan tidak pernah dan tidak akan perlu berhutang pada siapapun. 

Tuhan tidak berhutang sebuah hidup yang kekal kepada kita. Tapi tetap Dia menawarkan keselamatan untuk hidup yang kekal kepada kita. Dia menawarkannya sebagai hadiah. Itulah bentuk kasih karunia. Belas kasih Tuhan memberikan pengampunan kepada kita orang yang tidak layak, kasih karunia yang turun kepada kita memberikan keselamatan dan menjadikan kita dibenarkan. Kita menjadi orang yang dibenarkan, dan berhak mendapat hidup yang kekal, itu semua adalah hasil kasih karunia Tuhan. 

Roma 5 : 15 menuliskan "Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus."

Dalam kisah anak bungsu dan anak sulung pada Injil Lukas 15:11-32, kita ketahui bahwa anak bungsu telah berlaku sebagai anak durhaka. Ia meminta warisan ketika ayahnya masih hidup, dan pergi memakainya untuk berfoya-foya. Ketika semuanya habis dan dia hidup menderita, bahkan sampai makan ampas makanan babi, ia pun sadar akan kesalahannya. Dia pun memutuskan untuk kembali kepada ayahnya untuk memohon belas kasih supaya mendapat pengampunan. 

Si bungsu berkata: "Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa." (Lukas 15:18-19). Apakah ayahnya mengampuni? Kita tahu ceritanya. Dari jauh begitu ayahnya melihat kedatangannya, ayahnya berlari dan segera memeluk dan mencium si bungsu. Itu sebuah proses belas kasih. Mari kita baca ayatnya: "Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia." (ayat 20). 

Ayahnya tidak memberikan yang terbaik ketika anaknya kembali. Ia beri jubah yang terbaik, cincin dan sepatu, diikuti dengan memotong lembu tambun untuk pesta sukacita, yang diberikan kepada anak durhaka yang sebenarnya sama sekali tidak layak untuk menerimanya, secara cuma-cuma, itulah kasih karunia. 

Sepenuh Hati

Dengan kasih karunia, Tuhan menyelamatkan kita dan memberikan hidup yang kekal secara cuma-cuma. Itu bukanlah atas hasil usaha, tapi merupakan pemberian Tuhan. Kasih karunia bukanlah seperti sebuah tiket keselamatan yang bisa dibeli, tapi murni merupakan hadiah dari Allah yang begitu mengasihi kita.

Sebuah kasih karunia adalah hadiah cuma-cuma dari Tuhan yang dianugrahkan pada kita lewat Yesus Kristus. Dan luar biasanya, Tuhan mengatakan bahwa dimana dosa dan pelanggaran bertambah banyak, disitulah kasih karunia Tuhan menjadi berlimpah-limpah. (Roma 5:20). Meski demikian, kasih karunia bukan berarti bahwa kita boleh terus berbuat dosa. (Roma 6:1). Seperti layaknya sebuah hadiah yang sangat berharga, tentu kita akan selalu menghargai hadiah itu, menjaganya dengan sepenuh hati sebagai sesuatu yang sangat istimewa. 

Tuhan hanya menginginkan kita melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati, mengucap syukur dalam segala hal, mengasihi sesama ciptaan Tuhan, penuh kasih dan selalu mendekatkan diri pada Tuhan melalui firman, doa dan ibadah. Seperti tertulis dalam 2 Korintus 8 : 9 "Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya." 

Kemudian di 2 Korintus 9:8 mengingatkan kita "Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." Tuhan Yesus memberkati kita sekalian. Amin.


Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar