Barangsiapa Tidak Mengasihi, Ia Tetap di Dalam Maut

Kamis, 25 Oktober 2012


 "Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. Kita tahun, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi ia tetap di dalam maut," 1 Yohanes 3 : 13.
Seorang ayah pasti sangat sayang terhadap anak-anaknya, sama halnya seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacitamu menjadi penuh."

Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada ini, yakni seseorang memberikan nyawanya demi sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu. 

Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang terhadap yang lain. (Yohanes 15:9-17)

Bacaan dan tontonan pada hari ini dipenuhi dengan pembicaraan mengenai kasih…… love-talk. Orang-orang sekular, orang-orang yang beriman lain, para motivator semua berbicara tentang kasih-sayang, semua berbicara mengenai cinta-kasih. Nah, apakah ada perbedaan yang sungguh nyata antara kasih yang dihayati oleh umat Kristiani sebagaimana diajarkan oleh Yesus Kristus dengan berbagai "merek" cinta yang dipertontonkan dalam sinetron televisi atau majalah - 

Pada malam sebelum sengsara dan kematian-Nya, Yesus bersabda kepada para murid-Nya: "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yohanes 13:34-35). 

Jadi, kemuridan kita dikenal lewat tindakan saling-mengasihi antara kita sendiri. Dengan demikian kita sungguh perlu mengetahui apa kasih itu sebenarnya. Apabila mengasihi berarti kita lahir dari Allah dan mengenal Allah (1Yohanes 4:7-10), maka patutlah kita mengetahui bagaimana sebenarnya saling mengasihi itu.

Kasih bagi umat Kristiani tidak ditemukan dalam suatu koleksi kata-kata, melainkan dalam kehidupan nyata Yesus yang kita imani dan proklamasikan sebagai Kristus (=Mesias). Kasih ini menerima, total, terbuka, tidak menghakimi, dan penuh pengampunan. Di atas segalanya, kasih Yesus murni dan menuntut. Ya, kasih Yesus tidak menghukum namun pada saat yang sama menuntut untuk seseorang tidak berdosa lagi (Yohanes 8:11). 

Kasih sedemikian menantang seseorang untuk hidup baru secara total. Cara hidup baru ini tidak bertentangan dengan kodrat kita, namun merupakan suatu penyempurnaan dari kemanusiaan kita. Kasih Yesus mengangkat ke permukaan segala aspek kemampuan kita untuk mengasihi yang selama ini tersembunyi dan belum dikembangkan. 

Kasih yang dihidupi oleh Yesus dan diharapkan-Nya menjadi bagian dari diri kita adalah kasih yang menolong diperkuatnya relasi yang baru. "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena aku telah memberitahukan kepada kamu segala seuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku" (Yohanes 15:15). 

Kasih senantiasa mendorong seseorang kepada suatu tingkat intimasi (keakraban) yang lebih mendalam dan juga berbagi pengetahuan. Yesus adalah bukti dan ungkapan paling tinggi dan agung dari kasih Bapa itu sendiri.

Bagaimana kasih itu diekspresikan? Pada titik inilah kita mengalami perbedaan besar antara kasih Kristiani dan kasih lain yang tidak menyentuh hal-hal yang bersifat riil. Ekspresi tertinggi dari kasih Yesus bagi kita adalah salib-Nya. Salib Kristus adalah "kasih lebih besar" yang menggerakkan Yesus untuk dengan bebas-sukarela menyerahkan nyawa-Nya untuk komunitas iman. 

Kasih Allah dinyatakan di tengah kita dengan cara : Allah mengutus Putera-Nya yang tunggal ke tengah dunia sehingga kita dapat memperoleh kehidupan melalui Dia … Allah telah mengasihi kita dan mengutus Putera-Nya sebagai korban persembahan guna menebus dosa-dosa kita.

Itu pun masih saja banyak manusia saat ini yang tidak menyadari akan pekerjaan dan campur tangan Tuhan dalam setiap perkaranya. Seperti disampaikan di atas, bahwa kasih yang sesungguhnya tidak bisa diperoleh sembarangan.

"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita," 1 Yohanes 3 : 16.

Ada banyak sekali ayat firman Tuhan yang menuliskan kata kasih. Jangan mencarinya di acara sinetron atau acara-acara ’lawak’ di televisi. Roma 12 : 10 menuliskan "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat."

Kemudian 1 Petrus 1 : 22 juga menuliskan saling mengasihi. "Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu." Amin.

Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar