Pemkab Belu perpanjang landasan pacu bandara perbatasan

Jumat, 12 Oktober 2012

Atambua (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu, Nusa Tenggara Timur, mulai membenahi infrastruktur bandara di perbatasan RI-Timor Leste tersebut dengan memperpanjang landasan pacu dan terminal.
"Kita mulai lakukan pengerjaan perpanjangan landasan dan pembenahan terminal serta sejumlah fasilitas pendukung lainnya yang berada di bandara tersebut," kata Kepala Bandara Haliwen Atambua Yakobis Soleman Mozes di Atambua, Senin.

Hingga saat ini, pihak kontraktor sedang melakukan pekerjaan perpanjangan landasan menjadi 1.600 meter dari sebelumnya 1.400 meter.

Dia mengatakan, perpanjangan landasan pacu di bandara tersebut penting untuk persiapan kemungkinan bandara tersebut menjadi bandara transit pesawat berbadan lebar, dengan tujuan tertentu terutama datang dari Australia.

Ia menjelaskan, kondisi saat ini, Bandara Haliwen dilayani masing-masing dua penerbangan dengan dua maskapai yaitu SusiAir dan Merpati Nusantara Airline.

SusiAir dengan kapasitas angkut di bawah 20 "seat" itu melayani rute penerbangan Kupang-Atambua pergi pulang, sementara maskapai penerbangan Merpati Nusantara menggunakan jenis Foker 50 dengan kapasitas 50 "seat", mengambil rute penerbangan Ambon-Kiser-Atambua-Kupang pergi pulang.

"Kita berharap, dengan diperpanjangnya landasan pacu tersebut, akan menarik minat maskapai penerbangan lain untuk datang dan melakukan penerbangan menuju Atambua," kata Yakobis.

Selain memperpanjang bandara, pekerjaan pelebaran dan perbaikan terminal di bandara baik terminal kedatangan maupun keberangkatan juga dilakukan untuk memberikan kenyamanan para penumpang yang akan datang dan melalui bandara tersebut.

Dia mengatakan, pekerjaan memperpanjang landasan pacu, serta perbaikan dan pelebaran terminal di Bandara Haliwen menggunakan anggaran sebesar enam miliar rupiah yang bersumber dari pemerintah pusat melalui APBN. 

Yakobis mengaku, secara berangsur pembenahan dan peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur di Bandara Haliwen akan terus dilakukan demi membuka lebih banyak akses penerbangan dari dan ke Kabupaten Belu.

Hal itu, katanya, juga membawa perubahan dan kemajuan seluruh masyarakat di kawasan perbatasan antarnegara tersebut.

"Semua akses transportasi dan komunikasi harus terus dibuka agar bisa membawa dampak yang lebih baik kepada masyarakat di wilayah batas negara tersebut," kata Yakobis.

Terkait kepemilikan lahan yang menjadi lokasi bandara, Yakobis mengaku merupakan lahan milik pemerintah dan akan terus diupayakan untuk diadakan yang baru demi mempersiapakn kemungkinan peningkatan kapasitas bandara tersebut, menjadi bandara internasional di perbatasan RI-Timor Leste.

"Saat ini Bandara Haliwen beroperasi di atas tanah pemerintah seluas 40 hektare dan akan terus diperluas sesuai kebutuhan untuk peningkatan kapasitas bandara," katanya.

Dia berharap, dengan sejumlah upaya peningkatan kapasitas infrastruktur bandara di Haliwen tersebut, bisa menjadi daya tarik kepada sejumlah investor termasuk pemilik maskapai penerbangan yang ada untuk membuka rutenya dari dan ke Atambua dengan tujuan sejumlah daerah lain di Indonesia serta luar negeri.

"Kalau semakin terbuka, maka kemajuan masyarakat di daerah ini akan semakin baik," kata Yakobis.



Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar