BI Fokus Jaga Rupiah dalam Protokol Krisis

Rabu, 03 Oktober 2012


Jakarta, (Analisa). Bank Indonesia bertugas menjaga dan mengawasi pergerakan nilai tukar rupiah dan memonitor perkembangan perbankan dalam protokol manajemen krisis yang dipimpin oleh Menteri Keuangan.
"BI fokus pada nilai tukar dan perbankan. Untuk nilai tukar, kita pantau sejumlah indikator seperti volatilitas nilai tukar, besarnya capital outflows di Surat Berharga negara (SBN) dan saham, premi risiko dan lain sebagainya," kata Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Selasa (2/10).

Pada Senin (1/10) Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang beranggotakan Kemenkeu, BI, OJK dan LPS memperbarui mekanisme kerjanya dengan memasukkan OJK sebagai lembaga yang bertugas mengantisipasi dan menangani terjadinya krisis ekonomi.

Menurut perry, protokol manajemen krisis ini merupakan landasan yang dipakai dalam pencegahan dan penanganan krisis ekonomi.

"Jadi kita telah mengkaji indikator-indikator yang menunjukkan tekanan-tekanan atau kerentanan yang dapat menimbulkan krisis ke depan. Ini langkah lanjutan dari prototol krisis yang kita bangun sejak 2011. Dengan masuknya OJK, sudah lengkap keanggotaan FKSSK," katanya.

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan protokol manajemen krisis ini akan mengatur mekanisme operasional pencegahan dan penanganan krisis ekonomi, dengan menetapkan berbagai indikator yang menjadi petunjuk dan pembagian wewenang dalam melakukannya.

Menkeu Agus Martowardojo mengatakan FKSSK akan melakukan sejumlah simulasi untuk menguji kesiapan dan kemampuan protokol majemen krisis ini.

"Pada November nanti kita akan lakukan simulasi pertama penanganan krisis, sementara simulasi kedua akan kita lakukan kwartal I 2013," katanya.

Sebagai langkah koordinasi, FKSSK di tingkat wakil menteri dan deputi akan bertemu setiap satu bulan, sementara tingkat pimpinan lembaga bertemu tiga bulan sekali

Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar