Membenahi Kembali Kebun Binatang Medan

Senin, 01 Oktober 2012


Mendengar kata Kebun Binatang Medan? atau KBM seakan menimbulkan trauma tersendiri bagi kepala daerah Kota Medan. Masalah ruislag KBM membuat Walikota dan Wakil Walikota Medan periode sebelumnya tersangkut masalah hukum, bahkan belum terselesaikan secara tuntas hingga sekarang di Pengadilan Negeri Medan. 
Mungkin karena masalah tersebut, Bapak Drs. Rahudman Harahap, Walikota Medan, agak berhati-hati dalam mengelola KBM secara serius. Usulan demi usulan agar KBM dikelola secara profesional dengan mengundang investor dari swasta kerap datang. Tapi tampaknya Bapak Walikota belum berkenan menanggapi lebih lanjut.

Padahal KBM jika dikelola dengan baik akan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD), sebagai tempat kunjungan wisata, rekreasi keluarga, wahana pendidikan, pusat konservasi, penelitian dan pengembangan margasatwa, serta dapat menjadi ikon Kota Medan. Keberhasilan dalam mengembangkan KBM tentu akan melambungkan nama Walikota Medan sebagai prestasi yang patut dikenang dan dibanggakan.

KBM saat ini dikelola oleh Pemerintah Kota Medan melalui PD Pembangunan. KBM yang dulu berlokasi di Kampung Baru Jalan Brigjen Katamso Kecamatan Medan Maimun. sejak beberapa tahun lalu berpindah di Jalan Pintu Air / Bunga Rampai IV Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan, sekitar 10 Km dari pusat Kota Medan. KBM di lokasi baru memang lebih luas dari lokasi yang lama dengan luas areal sekitar 30 H. KBM diresmikan oleh Walikota Medan, Drs. Abdillah pada 14 April 2005.

Koleksi hewan di KBM diantaranya gajah, buaya, kijang, kuda, orang utan, kera, harimau, beruang, landak, aneka jenis burung, ular, kura-kura, iguana dan hewan lainnya. Dengan harga tiket masuk Rp 5.000, pengunjung bisa berjalan berkeliling mengitari area KBM yang sedikit berbukit di sepanjang jalan paving block. Ada wahana tunggang gajah yang terdapat di atas bukit datar di tengah kebun binatang. Tarifnya cukup terjangkau, pengunjung biasanya antri untuk bisa menikmati rasanya menunggang gajah. Untuk kenang-kenangan, para pengunjung juga bisa berpose di atas gajah, fotonya langsung dicetak di tempat. Selain itu, ada juga arena tunggang kuda untuk anak-anak.

Fasilitas 

Fasilitas di lokasi baru juga lebih lengkap karena ada wahana outbond, walaupun tampaknya tidak diaktifkan hanya flying fox saja yang masih dipergunakan. Kemudian ada penambahan wahana permainan untuk anak-anak seperti perosotan, ayunan dan jungkit-jungkit di beberapa tempat. KBM buka setiap hari pukul 09.00 sampai dengan 17.00 WIB. Jika hari Minggu atau liburan sekolah tiba, jumlah pengunjung KBM cukup membludak. Hal ini menandakan bahwa warga Kota Medan dan sekitarnya haus akan tempat rekreasi keluarga.

Menimbang masih ada lahan kosong yang cukup luang, sebenarnya bisa ditambah fasilitas baru seperti wahana permainan paintball yang lagi tren di kalangan anak muda, pembuatan danau buatan dengan fasilitas sampan/sepeda dayung, pentas hiburan, dan wahana tempat segala jenis hewan air (aquarium).

Dari segi fasilitas memang ada penambahan yang signifikan dibanding KBM yang lama. Tapi dari segi koleksi jumlah hewan, kondisi hewan dan kondisi kandang, ternyata tidak berbeda dengan yang lama. KBM benar-benar menjadi "penjara? bagi hewan, bukan sebagai tempat perlindungan atau konservasi.

Kandang-kandang yang ada di dalam kebun binatang sebenarnya sangat sempit untuk pergerakan hewan. Sebagian ada yang terlihat berkarat dan agak rusak. Pada kandang burung, hewannya tampak tidak bergairah karena kandang sempit, tampak tidak terurus, sisa-sisa makanan dan kotoran burung tampak berserak.

Untuk kandang hewan reptil juga tampak "menyeramkan" dan seperti tidak terurus. Kandang tampak bau, jorok dan air kolamnya tampak berlumut hitam kehijauan, seperti pada kandang buaya dan ular. Hewan tersebut seperti tidak hidup, karena hanya diam saja. Kemudian kandang gorila yang penuh sampah daun kering, kandang landak juga bau karena dipenuhi dengan kotoran landak. Harimau sumateranya juga tampak kurus.

Tawaran Investasi

KBM mempunyai potensi yang bisa ditingkatkan kembali secara maksimal, baik dari segi fasilitas, wahana, pelayanan, dan penambahan koleksi beberapa jenis hewan lainnya. Sebenarnya ada tawaran investasi dari pihak swasta, misalnya dari pengusaha yang sekaligus anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Sumatera Utara, DR Rahmat Shah. Komitmen beliau dalam pelestarian fauna tidak diragukan lagi.

Galeri Rahmat Shah yang menyimpan aneka koleksi hewan awetan dari seluruh dunia adalah prestasi yang harus diapresiasi oleh semua pihak. Hewan-hewan yang diawetkan tersebut adalah hewan tua yang sudah tidak produktif lagi. Perburuan dan proses pengawetan hewan-hewan tersebut telah mendapat izin dari masing-masing pemerintah tempat hewan tersebut berasal.

Coba bayangkan jika terjadi sinergi dan kolaborasi antara KBM dengan Galeri Rahmat Shah. Keduanya bisa menjadi tempat wisata bertaraf nasional bahkan internasional, tempat rekreasi keluarga, wahana pendidikan, penelitian dan bisa menjadi ikon Kota Medan yang baru. Arah ke sana sebenarnya telah dijajaki oleh DR Rahmat Shah dengan menawarkan investasi bagi pengembangan KBM. Apalagi, kondisi KBM tersebut saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan dan tidak berkembang setelah enam tahun berdiri.

"Saya pribadi sangat menyesalkan keberadaan Kebun Binatang Medan yang kurang terurus. Padahal, sebagai Ketua Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI), saya ingin menjadikan KBM tersebut sebagai maskot Kota Medan dalam hal pelestarian satwa," ujar Rahmat Shah seperti yang dikutip banyak media massa (17/2/2011).

"Saya sangat prihatin dengan kondisi satwa kita yang ada di kebun binatang Medan. Kondisinya sangat memprihatinkan sekali. Ini bukan untuk kepentingan saya pribadi, tidak pula untuk kepentingan menjadi gubernur. Marilah, kita lepaskan itu semua dan bersama memikirkan bagaimana membangun Kota Medan ini," ujar Rahmat Shah .

Untuk itu, Rahmat Shah menyatakan niatnya untuk mengelola KBM agar lebih baik lagi, termasuk melakukan investasi yang langsung disambut baik oleh Walikota Medan. Untuk tahap pertama, dia akan menyertakan investasi sekitar Rp 10 miliar, walau sebenarnya dibutuhkan Rp 50 miliar untuk membangun KBM menjadi lokasi wisata yang lebih baik.

Dia menjelaskan, untuk membangun KBM diperlukan penataan dan penambahan sarana dan prasarana termasuk perbaikan kandang, tambahan pekerja, melestarikan pohon-pohon di sekitar hingga menambah kolam renang dan sarana bermain anak-anak. Dengan begitu, dia yakin minat kunjungan warga ke KBM akan meningkat selain peningkatan tarif masuk dari Rp 5.000 menjadi Rp 8.000 dapat dilakukan.

"Saya sangat yakin KBM ini bisa lebih berkembang lagi. Tidak seperti kebun binatang Siantar yang sudah habis belasan miliar. Saya tidak yakin itu bisa berkembang. Tapi di KBM Medan, saya yakin bisa berkembang karena lokasinya sangat luas. Dan pendapatan dapat kita peroleh dari tarif masuk. Ini yang kita lihat sangat potensial," ungkapnya sembari berjanji akan mendatangkan satwa langka dari luar negeri maupun dalam negeri.

Tapi sayangnya, keinginan tersebut belum direspon secara positif oleh Walikota Medan. Banyak hal yang akan diperoleh masyarakat Kota Medan jika Kebun Binatang Medan tersebut dikelola dengan baik, seperti akan dijadikan sebagai areal konservasi, pendidikan, riset hingga tempat hiburan dan rekreasi keluarga.

Padahal Walikota Medan Drs Rahudman Harahap sendiri pernah mengatakan bahwa jika KBM terus dikelola oleh PD Pembangunan akan monoton dan tidak bisa menjanjikan. Jadi Kebun Binatang ini ke depan harus bisa berubah, dalam arti bisa menjadi tempat yang betul-betul disenangi masyarakat sebagai rekreasi dan pusat pendidikan bagi pelajar kita, ujar Rahudman.

Maka sebenarnya keinginan Pak Wali tersebut sangat sejalan dengan keinginan DR Rahmat Shah. Maka yang diperlukan selanjutnya adalah komunikasi intensif dan menyamakan persepsi untuk sama-sama membangun KBM demi kemajuan Kota Medan secara keseluruhan. Hilangkan ego dan ambisi pribadi, hilangkan prasangka tujuan politis di dalamnya. Semua pihak harus duduk bersama, merumuskan suatu persetujuan kerjasama yang sama-sama menguntungkan.

Betapa indahnya jika terjadi sinergi dan kolaborasi antara Pak Wali dengan Pak Rahmat Shah untuk membenahi kembali Kebun Binatang Medan. Saya memimpikan suatu tempat wisata keluarga sekaligus wahana pendidikan yang terintegrasi antara KBM dengan Galeri Rahmat Shah. Alangkah luar biasanya Kota Medan! ***

Sumber: analisa

0 komentar:

Posting Komentar