New York (ANTARA News) - Harga
minyak dunia "rebound" atau berbalik naik pada Kamis (Jumat pagi WIB)
setelah empat hari turun, didorong kekhawatiran bentrokan di perbatasan
Suriah-Turki dan melemahnya dolar jelang data pekerjaan AS yang
ditunggu-tunggu, kata analis.
Kontrak utama New York, minyak
mentah light sweet untuk pengiriman November, melonjak 3,57 dolar AS menjadi
ditutup pada 91,71 dolar AS per barel, lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk
pengiriman November menguat 4,41 dolar AS menjadi berdiri di 112,58 dolar per
barel di akhir perdagangan London.
"Kenaikan itu sebagian didorong
faktor teknikal, sementara mengangkat kekhawatiran sisi pasokan berasal dari
eskalasi konflik antara Turki dan Suriah juga memberikan dukungan," kata
Fawad Razaqzada, analis pada grup perdagangan GFT Markets.
"Tetapi saya pikir kenaikan itu
akan berumur pendek karena para pedagang cenderung untuk menunggu sampai Jumat,
sebelum mengambil setiap posisi berani ... Besok angka pembayaran upah
(payroll) non pertanian paling dinantikan dan dapat memberikan arah jangka
pendek."
Pada Jumat, Departemen Tenaga Kerja
AS akan merilis angka penciptaan lapangan pekerjaan dan pengangguran untuk
September dengan analis memperkirakan sedikit perubahan dari angka tak
mengesankan Agustus.
Menteri Perminyakan Saudi Arabia Ali
Naimi menegaskan komitmen ekspotir minyak mentah utama dunia itu untuk menjaga
harga dari kenaikan.
"Meskipun latar belakang
ekonomi global beragam, harga minyak tetap tinggi," katanya.
"Tidak ada kekurangan minyak,
persediaan tetap memadai dan setiap permintaan tambahan dapat - dan akan - bisa
dipenuhi".
0 komentar:
Posting Komentar