Hari Ibu; Mengembalikan Sosok Ibu dalam Kehidupan

Kamis, 20 Desember 2012


Hari ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosial disekitarnya. Pada hakikatnya peringatan hari ibu dimaksudkan untuk senantiasa kembali memperhatikan dan mengingatkan seluruh insan manusia, bahwa betapa besarnya jasa yang sudah mereka torehkan dalam lembaran kehidupan.
Perbincangan tentang ibu adalah perbincangan tentang seorang pejuang tangguh, tulus, dan pantang menyerah. Obrolan tentang ibu adalah obrolan tentang kasih sayang, kelembutan, ketelatenan, ketulusan, dan keteduhan hati yang menyejukkan. Pembahasan tentang ibu adalah pembahasan tentang cara paling sejati, teman paling jujur, mitra paling setia yang senantiasa mengalirkan nasihat, wejangan, dan petuah paling berharga. Percaturan tentang ibu adalah percaturan tentang sosok yang sangat diperhatikan oleh Islam; sosok yang amat diwajibkan untuk dihormati, diperlakukan dengan baik, serta diberi bakti dan pengabdian paling tulus dari seorang anak terhadap ibunya.

Keharusan berlaku baik tehadap ibu merupakan keharusan yang mutlak, tidak akan hilang apabila tergerus oleh laju perkembangan zaman modern. Kewajiban berbudi pekerti yang baik merupakan kewajiban yang abadi, tidak akan tergeser dan tergantikan meski sosok ibu menjadi tua atau lemah; justru harus semakin optimal dan intensif.

Eksistensi Ibu di Era Sekarang

Harus diakui, di era sekarang, secara umum sosok ibu bisa dikatakan tidak lagi semulia dan seterhormat pada era-era sebelumnya. Tentu bukanlah salah para ibu jika hal tersebut terjadi. Banyak faktor yang membuat anak-anak tidak terlalu mengistimewakan dan menghormati ibu mereka. Arus modernnisasi ikut bertanggung jawab atas kemerosotan tersebut. Di era sekarang, memang dapat dibilang pendidik pemandu sejati anak-anak bukan ibunya, melainkan televisi. 

Peran dan sosok ibu sudah direbut oleh televisi dan tontonan lainnya. Celakanya, tontonan yang punya daya tuntun yang sangat kuat itu isinya banyak yang tidak edukatif. Maka menjadi logis jika anak-anak zaman ini banyak yang tidak terlalu memperdulikan ibunya. Apalagi segala informasi dan tekhnologi bisa dengan mudah didapat tanpa mengenal usia penggunanya. Hal ini acap kali menjadikan peran seorang ibu sangat berat. Beragam kenakalan remaja yang terjadi menjadi dorongan bagi para ibu untuk memilki siasat yang jitu dalam mendidik anak. Ibu merupakan unsur terpenting dalam pembentukan dan pendidikan anak. Ibu adalah sosok yang paling dekat dan kuat hubungannya dengan anak. Dialah orang pertama yang memilki hubungan batin yang kuat dengan anaknya; dia mengandung, melahirkan, menyusui dan mendidik anak-anaknya sehingga terjalin hubungan yang erat diantara keduanya.

Pengetahuan tentang gaya hidup modern, trend masa kini serta etika bermasyarakat yang tidak kampungan meyebabkan posisi ibu menjadi tergeser sangat jauh dimakan oleh modernnisasi. Secara tidak sadar kita telah menyerap berbagai nilai yang tak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh ibu yang sewajarnya diberikan terhadap anaknya. Lantas nilai apa yang kita serap? Pertama, pengetahuan tentang pakaian yang irit bahan. Semakin ketat, semakin modis, semakin minim, dan semakin gaya. Kedua, berkembangnya tren bercipka-cipki di kalangan remaja. Ketiga, pengajaran yang bertujuan lebih piawai menelanjangi aib orang lain. Keempat, gaya hidup hedonisme yang di pertontonkan sinetron atau film, itulah standar hidup yang harus dikejar hingga tidak memperdulikan halal atau haramnya. Kelima, sudah tidak zamannya lagi untuk tunduk atau patuh terhadap orang tua. Dan keenam, maraknya tawuran diantara pelajar yang menganggap penyelesaian masalah hanya dapat diselesaikan dengan kekerasan tidak dengan musyawarah.

Kedudukan Seorang Ibu Dalam Pandangan Islam

Islam sering dituduh merendahkan kedudukan wanita, membantah kemuliannya, menelantarkan hak-haknya, megabaikan eksistensinya, dan memperlakukannya sebagai makhluk kelas dua. Ini hanya satu dari banyak tuduhan yang ditudingkan kepada Islam sebagai salah satu upaya mencoreng wajahnya, melemahkan, dan menjauhkan manusia darinya.

Padahal sesungguhnya Islam meninggikan derajat bagi kaum ibu. Mendahulukan ibu atas ayah dalam hal kewajiban seorang anak untuk berbakti dan berbuat pada kedua orang tua. Ini didasarkan atas sekurangnya dua alasan: Pertama, ibu menanggung beban berat yaitu mengandung, melahirkan, menyusui, mengurus, menjaga, membesarkan, dan mendidik anak-anaknya. Ini semua menjadikan sosok ibu terhadap peran dan beban yang ditanggungnya lebih banyak dan lebih berat ketimbang dengan peran ayah terhadap tumbuh kembang seorang anak. Kedua, ibu dengan fitrah kelembutannya, kasih sayangnya, dan ketelatennanya lebih perhatian serta lebih mengayomi terhadap anaknya. 

Ibu merupakan sumber kasih sayang, kelembutan, perlindungan, dan cinta tanpa batas. Kata-katanya menebarkan kenyamanan, tatapannya menularkan keteduhan, doa-doanya selalu dijabah oleh Allah, dan ridhanya menjadi kunci bagi ridha-Nya. Darinya, kasih sayang tak bertepi bermula. Cinta-Nya adalah penjamin keamanan dan keselamatan Ukhrawi bagi seorang anak. Islam memberi kaum perempuan hak dalam banyak bidang kehidupan, seperti sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan pengajaran, dan kesempatan kerja. Untuk melindungi hak-hak kaum perempuan ini dari gangguan kaum laki-laki, Islam menetapkan beberapa aturan perlindungan (safeguards). Dalam The Rights of Women in Islam, An Authentic Approach karangan Haifaa A. Jawad menunjukkan beberapa hak dasar yang diberikan Islam kepada kaum perempuan, diantaranya; hak kepemilkan secara mandiri, hak untuk menikah dengan seseorang yang disukainya, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk menjaga identitas pribadi, hak untuk menapatkan kesenangan, hak untuk memilih dan dipilih lembaga politik, dan hak untuk dihargai. 

Sesungguhnya al-Qur"an secara implisit telah menjelaskan sosok ibu (umm) sebagai perempuan yang mengandung dan melahirkan anak telah disebutkan dalam surat al-Ahqaf:15: "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula.."

Ayat tersebut tentunya menjadi pendorong akan pentingnya sosok ibu diikut sertakan dalam kehidupan. Menjadi motivasi untuk kita segera mengistimewakan dan menghormati ibu yang sosoknya menjadi pengaruh terhadap kesuksesan kehidupan anak dimasa mendatang, maka langkah selanjutnya yaitu hormatilah semua petuahnya, sayangilah, dan pahamilah apa yang menjadi keinginan dan harapan dari seorang ibu. 

Semoga dari peringatan hari ibu ini kepedulian dan kesadaran anak terhadap ibu semakin tinggi atas dasar keimanan dan keislaman tidak hanya peringatan belaka. Sungguh surga itu dibawah telapak kaki seorang ibu. Ungkapan ini sangat relevan jika itu disandingkan kepada sosok ibu yang akrab disebut umm dalam al-Qur"an. Semoga dari apa yang kita lakukan menjadikan kita seseorang yang beruntung di sisi TYME



Sumber : Analisa dengan perubahan seperlunya

0 komentar:

Posting Komentar