Apindo Pesimistis Ekonomi Indonesia 2013 Tumbuh 6,8%

Sabtu, 22 Desember 2012


Jakarta, (Analisa). Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan bahwa pihaknya pesimistis perekonomian Indonesia mampu tumbuh seperti yang diharapkan pemerintah sebesar 6,8 persen pada tahun 2013.
"Untuk saat ini kita lebih pesimis dalam melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia, jika bisa tumbuh enam persen itu sudah cukup baik," kata Ketua Apindo Sofyan Wanandi, di Jakarta, Jumat.

Menurut Sofyan, pertumbuhan perekonomian Indonesia bahkan bisa di bawah enam persen, karena adanya banyak faktor seperti kesalahan-kesalahan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

"Seperti di India, perekonomian tumbuh dengan sangat baik namun karena kesalahan kebijakan yang diambil pemerintah yang menyebabkan pertumbuhan mereka tidak lebih dari lima persen," katanya.

Sofyan menjelaskan, saat ini Indonesia mengarah seperti apa yang dilakukan India, dan hal tersebut merupakan permasalahan yang sangat serius.

"Semua optimisme hilang setelah mereka melihat kenyataan di dunia dan akibat telah melakukan kesalahan dalam pengambilan kebijakan," kata Sofyan menambahkan.

Menurut Sofyan, akibat dari beberapa kesalahan kebijakan yang dibuat pemerintah seperti masalah UMP dan kepastian hukum, pihaknya tidak yakin bahwa target pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 persen tersebut bisa tercapai pada tahun 2013 mendatang.

Pada Agustus lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 akan lebih baik dibandingkan tahun 2012. 

"Pertumbuhan ekonomi pada 2013 sekitar 6,8 persen," kata Presiden.

Ketidakpastian Hukum Ancam Investasi Asing

Sofyan Wanandi menambahkan, ketidakpastian hukum yang terjadi di Indonesia mengancam investasi asing yang akan mesuk ke Indonesia.

"Kepastian hukum yang terjadi di Indonesia membuat para investor khawatir, dan investasi yang akan masuk akan tertunda," kata Sofyan, di Jakarta, Jumat.

Sofyan mengatakan, dengan dibubarkannya Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) oleh Mahkamah Konstitusi semakin menunjukkan ketidakpastian hukum yang terjadi.

"Dengan adanya ketidakpastian hukum tersebut para investor takut untuk melakukan investasi," kata Sofyan.

Selain itu, lanjut Sofyan, yang menjadi faktor lain adalah demo para buruh yang tergolong anarkis, dan juga kenaikan Upah Minimum Provinsi yang telah diputuskan beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, pada Selasa (11/12), Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan bahwa aksi buruh yang akhir-akhir ini menjurus anarkis mengganggu iklim investasi di Indonesia.

"Aksi buruh yang semakin anarkis jelas mengganggu iklim investasi di Indonesia," kata Suryo dalam jumpa pers Proyeksi Ekonomi 2013 Waspada Daya Saing Nasional, di Jakarta, Selasa.

Suryo mengatakan bahwa apabila demo buruh dilakukan secara santun dan tidak anarkis itu sah-sah saja dalam menyampaikan aspirasi, namun apabila telah menjurus anarkis akan merugikan semua pihak.

"Oleh karena itu, perlindungan kepada para pelaku usaha sangat penting, dan pemerintah harus memberikan perlindungan tersebut, dan juga produktivitas buruh harus ditingkatkan," tambah Suryo



Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar