Titik Banjir di Medan Makin Meluas

Sabtu, 06 Oktober 2012


Medan, (Analisa). Hujan yang melanda kota Medan beberapa saat mengakibatkan banjir di sejumlah titik. Kali ini, jumlah titik semakin meluas. Daerah-daerah yang sebelumnya tidak pernah banjir besar kini malah kebanjiran bahkan menyebabkan aktivitas penduduk di kawasan tersebut lumpuh karena air menggenangi rumah dan toko warga.
Pantauan Analisa di lapangan, daerah yang terkena banjir antara lain di Jalan Sunggal, mulai dari persimpangan Jalan Setiabudi/Kuswari hingga persimpangan Kampung Kodam. Di daerah ini, air juga menggenangi rumah warga.

Toko depot air mineral di pinggir jalan di Jalan Sunggal juga terendam. Kondisi serupa juga terjadi di Jalan Rajawali. Daerah yang biasanya tidak pernah dilanda banjir kini setiap hujan tergenang.

Genangan air mulai dari perumahan Kuswari hingga persimpangan Jalan Sunggal. Kondisi serupa terjadi di Jalan Kuswari, daerah ini tetap menjadi langganan banjir sehingga warga enggan melintas di jalur tersebut setiap kali hujan.

Banjir Parah

Kali ini, genangan air hebat terjadi di persimpangan Jalan Sei Batanghari/Jalan Titi Papan/Jalan Sei Ular. Persis di depan Warung Joko Solo genangan air hingga melebihi selutut orang dewasa. Kawasan ini pun menjadi macet karena jalan tersebut tidak bisa dilewati.

Di kawasan ini, genangan air cukup tinggi sampai ke Jalan Titi Papan, sejumlah toko kelontong ikut terendam, bahkan beberapa rumah juga terendam. Terlihat warga sekitar berjaga-jaga.

Sementara warga yang ingin melintas di jalan Titi Papan terpaksa memutar kendaraan mereka tingginya genangan air. "Di dalam sana airnya cukup tinggi bang,"ucap Rizky yang terpaksa mendorong sepeda motornya karena mogok.

Dia mengaku awalnya hendak menghindari banjir dan kemacetan di Jalan Sei Batanghari, saat berputar di Jalan Titi Papan malah kondisi makin parah sehingga dirinya terjebak dan sepeda motornya mogok.

Hal serupa juga dialui, Alim, penduduk Jalan Setia Budi. Dia terpaksa memarkirkan betornya di depan restoran Joko Solo karena mogok. Untung, pegawai restoran tersebut ikut membantu sehingga Alim pun bisa melanjutkan perjalanan untuk mencari penumpang.

Sementara Arman mengaku banjir dan genangan air yang tinggi juga terjadi di persimpangan Jalan Sunggal/Jalan Gatot Subroto persis di persimpangan Tomang Elok. Di kawasan air, genangan air yang tinggi menyebabkan pengguna jalan kesulitan melintas. "Macat bang di persimpangan Tumang Elok. Jangan lewat sana lah,"ucapnya kepada Analisa saat sama-sama istrirahat di depan restoran Joko Solo.

Selain banjir, sejumlah pohon juga bertumbangan seperti di Jalan Sei Ular persimpangan Jalan Sei Asahan persis di depan gereja pohon besar juga tumbang.

Tak Sebanding Kinerja

Di tempat terpisah, Anggota DPRD Medan, Hasyim SE mengaku biaya yang cukup banyak disetujui dewan untuk Dinas Bina Marga guna perbaikan drainase ternyata tidak sebanding dengan kinerja. "Bayangkan banyak biaya yang kami setujui ternyata tidak mampu membuat perubahan. Buktinya, setiap kali hujan bukannya banjir berkurang makin meluas saja titiknya sehingga menimbulkan keresahan warga," ucap Hasyim.

Dia mengaku, dirinya selalu mendapat laporan dari masyarakat di mana saja titik-titik banjir parah. Aspirasi itu, katanya terus disampaikan ke instansi terkait, tapi nyatanya belum ada perbaikan. Ironisnya, sejumlah titik banjir makin meluas.

"Lihat saja di Jalan Prof HM Yamin mulai dari persimpangan Jalan Sutomo menuju ke persimpangan Jalan Timor kondisi jalannya seperti lautan.

Sepertinya di daerah itu tidak ada drainase sehingga air tidak bisa mengalir. Seharusnya ada terobosan baru bisa dilakukan Dinas Bina Marga untuk mengurangi banjir," katanya.

Hasyim menegaskan jika memang Kadis Bina Marga, Ir Gunawan Surya Lubis tidak mampu mengurangi banjir dan melakukan terobosan untuk mengurangi banjir sebaiknya dievaluasi jika perlu diganti dengan orang-orang yang mampu dan mau bekerja. Menurutnya, saat ini serapan anggaran di Bina Marga rendah sehingga banyak program yang tak terlaksana. 


Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar