Listrik ASEAN Siap Terhubung Mulai 2015

Jumat, 05 Oktober 2012


Jakarta, (Analisa). Jaringan ketenagalistrikan di masing-masing negara yang tergabung dalam ASEAN siap terhubungkan mulai 2015.
Sekretaris Jenderal The Head of ASEAN Power Utilities Authorities (HAPUA) Syaiful Bakhri Ibrahim di Jakarta, Rabu (26/9), mengatakan saat ini masing-masing negara tengah menyiapkan infrastruktur terkait rencana jaringan ASEAN tersebut.

"Pada 2015, sudah siap terhubungkan," katanya.

Namun demikian, beberapa jaringan listrik di negara ASEAN yang berbatasan, sudah saling terhubung, di antaranya, Semenanjung Malaysia-Singapura, Thailand-Malaysia Semenanjung,

Thailand-Laos, Kamboja-Vietnam, dan Thailand-Kamboja.

Dalam masa konstruksi adalah Thailand-Laos, Laos-Vietnam, Thailand-Myanmar, dan Laos-Kamboja.

Tahap studi atau negosiasi adalah Serawak-Semenanjung Malaysia, Sumatera-Semenanjung Malaysia, Batam-Singapura, Serawak-Kalimantan Barat, Philipina-Sabah, Serawak-Sabah-Brunei, dan Laos-Vietnam.

"Interkoneksi jaringan ini bisa menekan tarif listrik dan menjamin pasokan energi di masing-masing negara," ujar Syaiful.

Menurut dia, konsep interkoneksi adalah menghubungkan sumber energi yang berada di Vietnam dan Thailand yang bersumber pada tenaga air, Philipina dengan panas buminya, dan Indonesia yang berbangkit batubara.

"Kalau masing-masing sumber energi itu bisa terhubungkan, maka bisa menekan "cost" dan lebih menjamin ketersediaan energi," ujarnya.

Terkait Indonesia, lanjutnya, ada tiga proyek dalam proyek interkoneksi ASEAN tersebut.

Dua di antaranya mulai digarap PT PLN (Persero) yakni Sumatera-Semenanjung Malaysia dan Kalimantan-Serawak, serta satu lagi adalah proyek jaringan listrik yang menghubungkan Batam-Singapura yang masih dalam pembicaraan.

Harga Jauh Lebih Murah

Mulai 2015 nanti, ekspor-impor listrik bukan hal tabu lagi. Karena dengan terhubungnya jaringan listrik negara-negara ASEAN membuat pasokan listrik lebih banyak dan harganya jauh lebih murah.

Sekjen Head of ASEAN Power Utilities Authorites (HAPUA) Syaiful Bakhri Ibrahim mengatakan, dengan tersambungnya jaringan listrik di negara ASEAN dalam program ASEAN Connectivity, maka akan tercipta ketahanan energi di ASEAN bakal terjaga.

"Manfaat adanya ASEAN Connectivity khususnya untuk jaringan listrik akan membuat tersedianya energy security (ketahanan energi) di ASEAN," kata Syaiful ketika ditemui di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (26/9).

Pasalnya, kata Syaiful, di ASEAN ada 3 sumber energi besar misalnya di Mekong Thailand yang mempunyai potensi listrik dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) 2.000 megawatt (MW). Di Indonesia punya batubara, di Filipina ada geothermal atau panas bumi yang infrastrukturnya sudah terbangun bagus.

"Idenya bagaimana energy full mix ini bisa dimanfaatkan sebagai energy security antara negara-negara ASEAN," ucap Syaiful.

Intinya nanti, misal Indonesia tidak perlu lagi membangun PLTA di Jawa dan Sumatera, lebih efisien ambil saja dari Mekong. Begitu pula geothermal listriknya bisa langsung beli dari Filipina.

"Jadi kita tidak perlu investasi cukup besar untuk bangun PLTA, kita bisa beli listrik yang harganya bisa jauh lebih murah, begitu juga sebaliknya negara lain bisa beli listrik dari pembangkit batubara Indonesia," ujarnya.

Bahkan kata Syaiful, jaringan listrik ini bisa digunakan untuk seluruh daerah di negara ASEAN termasuk seluruh Indonesia.

"Tentu bisa untuk seluruh Indonesia apabila jaringannya sudah terbangun tanpa harus ada pembangkit," tegasnya. (Ant/dtc)



Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar