Indonesia Serukan Pembangunan Ekonomi Seimbang China-ASEAN

Jumat, 05 Oktober 2012


Jakarta, (Analisa). Indonesia menyerukan pembangunan ekonomi yang seimbang antara China dan ASEAN dalam Forum China-ASEAN Free Trade Area Expo (CAEXPO) yang diselenggarakan di Nanning, China, September 2012.
"Kita tidak bisa kembali pada pertumbuhan yang biasa, sebaiknya kita harus mampu menciptakan pembangunan ekonomi yang seimbang," kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami, dalam pernyataannya di forum tersebut melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (23/9).

Selain itu, menurut Gusmardi, Indonesia juga menginginkan pembangunan ekonomi yang inklusif, serta berkesinambungan yang didukung oleh inovasi dan ilmu pengetahuan.

Dalam sambutannya di acara CAEXPO, Wakil Presiden Republik Rakyat China Xi Jinping menyatakan, China dan ASEAN akan selalu berkomitmen pada pola pembangunan yang saling menguntungkan kedua pihak agar tercapai pertumbuhan yang menguntungkan dalam perdagangan dan kerja sama ekonomi.

Xi selanjutnya menyatakan bahwa hubungan dagang dua arah antara China dan ASEAN telah berkembang amat pesat. Tercatat rata-rata pertumbuhan perdagangan China-ASEAN sebesar 20 persen per tahun.

Di masa awal pembangunan kerangka kerjasama antara China dan ASEAN, nilai perdagangan dua arah baru mencapai 7 miliar dolar AS dan pada tahun 2011 nilai tersebut mencapai 362,8 miliar dolar AS.

China-ASEAN juga telah menjadi mitra investasi utama secara timbal balik bagi kedua pihak.

Arus investasi dua arah ini terus tumbuh dan pada bulan Juli 2012 telah mendekati 100 miliar dolar AS.

Xi juga menggarisbawahi peranan China untuk menyediakan dukungan finansial terbaik yang bisa disediakan bagi ASEAN dengan membentuk China-ASEAN Investment Cooperation Fund dan membuat skema pinjaman lunak, guna memfasilitasi pembangunan ekonomi di negara-negara ASEAN.

Gusmardi menyambut baik pidato Wapres Xi yang dinilai selaras dengan harapan Indonesia pada forum ini, yaitu untuk meningkatkan kegiatan bisnis dan menarik investasi China ke Indonesia.

Menurut dia, selama ini investasi China di Indonesia sangat kecil yaitu 128,2 juta dolar AS, dibandingkan dengan investasi China di ASEAN yang mencapai 5,9 miliar dolar AS pada tahun 2011.

Di sela-sela kunjungannya ke Nanning, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan juga menyempatkan diri untuk meresmikan pembukaan cabang Teak 123 yang merupakan produsen furnitur Indonesia pertama yang membuka cabang di kota tersebut.

Ia memaparkan, Nanning dipilih sebagai lokasi cabang toko Indonesia dikarenakan Provinsi Otonom Guangxi merupakan wilayah yang sedang berkembang sehingga memiliki potensi tinggi dari sisi permintaan pasar.

China menduduki peringkat pertama sebagai mitra dagang ASEAN dengan peningkatan nilai sebesar 20,9 persen dari 232 miliar dolar AS di tahun 2010 menjadi 280,4 miliar dolar AS di tahun 2011.

Sementara bagi China, ASEAN adalah mitra dagang ke-3 terbesar. Meskipun dunia sedang mengalami perlambatan ekonomi, namun berdasarkan statistik ASEAN arus penanaman modal dari China ke ASEAN meningkat secara signifikan sebesar 117 persen, yaitu dari 2,7 miliar dolar AS pada 2010 menjadi 5,9 miliar dolar AS pada 2011. 


Sumber : Analisa

0 komentar:

Posting Komentar